Blogger templates

Minggu, 06 Juni 2010

Murid digital dan sekolah analog

“Murid-murid jaman sekarang digital abizzz, sekolahnya jadul banget” tiba - tiba entah angin darimana, pak Edu memulai pembicaraan dengan saya yang hanya seorang cleaning service ini.“Anak muda jaman sekarang umumnya pasti mengenal teknologi, Facebook lah, SmartPhone, Twitter, Koprol, bahkan yang paling baru Foursquare...iPhone, iPad, iPod, dan lain-lain mas” katanya lagi dengan gaya bahasa orang IT.

“Tapi dunia sekolah kita masih ngak gaul—mengajar dengan gaya lama. Yah, kecuali universitas – universitas sih...kalo kelas universitas sih, sudah memanfaatkan teknologi dengan baik. Internet masih tabu disekolah, bahkan kalau ada juga tidak semua guru boleh menggunakan” kemudian pak Edu, menyeruput kopinya...dan memandang ke langit-langit lab Komputer, melamunkan sesuatu.

butuh beberapa detik untuk saya menyerap kata - kata pak Edu “Yah, gimana lagi pak...” jawab saya sambil membersihkan lantai lab Komputer. “kan kalo internet banyak video porno, gambar porno, yang jelek-jelek deh...trus kalo barang – barang teknologinya itu, mahal pak” saya coba menjelaskan pendapat saya.

Mendengar jawaban saya; pak Edu, jadi semangat...dan menegakkan posisi duduknya “gini mas...” pak Edu berhenti sebentar, mempersiapkan kata – kata. “karena sekolah tidak terbiasa menggunakan internet, jadi murid – muridnya juga tidak ada yang memberi bimbingan; bimbingan mengenai bagaimana memanfaatkan internet, bagaimana belajar dan mendapat pengetahuan dari internet, dan hal – hal positif lainnya...misalnya ada wikipedia, Scribd, SlideShare, atau menggunakan eLearning; kalo mengenai mahal...” pak Edu berhenti sebentar berpikir “mahal atau tidak itu tergantung banyak faktor...buktinya sekarang SmartPhone yang mahal sudah jadi barang umum, laptop sudah biasa dipakai, netbook juga...jadi teknologi mahal tidak?” pak Edu balik bertanya.

“iya juga sih y...” jawab saya, masih sambil membersihkan lantai.

“yah, bayangkan saja—teknologi terus maju" kata pak Edu, masih dengan nada bersemangat "tapi murid-murid tidak ada yang memberikan bimbingan bagaimana memanfaatkan dengan baik; trus mereka ngak tau kalau belajar bisa jadi asik juga, di internet misalnya...materi - materi pendidikan atau yang mendidik masih sedikit (kecuali kalau bisa bahasa inggris)yah, akhirnya buka yang aneh – aneh jadinya...coba kalau mereka mengerti bahwa internet bisa untuk belajar, atau melakukan hal – hal yang bermanfaat...pasti ngak gitu jadinya; karena itu guru-guru dan dunia pendidikan perlu masuk ke dunia digital, selain menambah materi pembelajaran, mainan baru yang mendidik, juga banyak keuntungan lainnya”

setelah penjelasan pak Edu yang panjang itu, saya terdiam--merenungkan apa yang dijelaskan. Saya berhenti membersihkan lantai, mengkerutkan kening berusaha untuk menyerap dan mengolah... ... ... ... ... akhirnya muncul pencerahan, dari dalam renungan saya yang hanya beberapa detik. "SETUJU" kata hati saya dengan semangat.

“iya pak y...beli SmatPon, laptop atau netbuk—trus digunakan untuk buka blog guru, ngobrol ama guru di Pesbuk, Prenster atau ngumpul tugas gitu kan bagus pak...guru juga jadi lebih gaul dan gampang ngerjain tugas – tugasnya...setuju saya pak” saya mengangkat jempol untuk pak Edu. “Wesss...ak lanjut bersih – bersih dulu pak, ngobrol terus ngak kelar-kelar”

*nama dan tokoh disini fiktif belaka, bukan berdasarkan orang atau tokoh tertentu...

2 comments:

  1. Kapan ya...? Kayaknya urusan digital harus belajar di rumah deh.

    BalasHapus
  2. kalo belajarnya sih emang harus dirumah ko, hehehehe...tapi kalo sekolah-sekolah masih bergaya jadul--ngak memanfaatkan teknologi; bisa ngak nyambung sama murid-muridnya yang sudah technology minded^^

    BalasHapus