Blogger templates

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 17 Desember 2014

BW Photo Challenge di FB

Pernah dengar Black / White Photo Challenge yang sempat rame di media Facebook?
Atau mungkin pernah mendapat challange dari teman? Awalnya saya mendengar challange ini dari status Facebook Ryan Muirhead (fotografer portrait yang keren abiz), lalu tiba - tiba saya dikejutkan di Facebook karena ternyata sampai juga ke saya.

Peraturan dari tantangan ini adalah, untuk berbagi 1 foto hitam putih setiap harinya, selama 5 hari kemudian tidak lupa juga untuk menominasikan 1 orang setiap harinya. Saya sudah menyelesaikan tantangan ini, kebetulan memang saya suka sekali foto hitam putih, berikut kelima foto tersebut (foto ini juga masuk dalam project #365portrait saya)






Rabu, 22 Oktober 2014

Foto makanan : Tidak semudah kelihatannya

Sebelum dimulai saya mengaku salah dulu, sebelum saya mencoba saya merasa foto makanan atau food photography itu mudah. Setelah mencoba ternyata tidak semudah kelihatannya, dalam proses foto memang terlihat mudah, dapat dilakukan di ruangan yang kecil, dengan cahaya alami, kalaupun menggunakan cahaya buatan, set yang dibutuhkan cukup sederhana, dan sering kali kita lihat modifiernya dapat di buat sendiri. Jadi saya putuskan untuk mencoba sendiri :)

Di jepretan pertama saya, saya melihat ke sekeliling dan mencari lokasi dan cahaya yang dapat saya gunakan. Yang saya ketahui pasti untuk foto makanan kita harus menggunakan cahaya yang lembut, tidak bisa terlalu kontras atau terik seperti cahaya matahari langsung di siang hari. Dengan menggunakan f1.8 saya mengetahui bahwa background kebun bayam dirumah akan blur dan over expose, sehingga tidak kelihatan.


Setelah melihat hasil jepretan pertama, saya melihat hasilnya masih terlalu kontras, dan background terlalu overexpose sehingga tidak nyaman untuk dilihat. Jadi saya putuskan untuk menambahkan reflektor dengan gabus seharga Rp. 15.000 dan mengubah background, dengan mengubah komposisi akhirnya didapat foto seperti dibawah.


Berikutnya yang masih saya rasa kurang adalah background, warna meja kayu tidak cocok dengan warna piring dan makanan yang ada. Untuk itu saya mengganti background, dan juga mengubah angle foto serta mengurangi cahaya yang jatuh di makanan, agar tidak terlalu pucat. Setelah melihat hasilnya, dari segi komposisi dan cahaya saya sudah cukup puas, walaupun memang belum sebagus fotografer makanan yang profesional.

Setelah merenungkan beberapa waktu, disinilah saya menyadari bahwa untuk foto makanan dibutuhkan desain dan konsep yang kuat bagaimana agar makanan yang difoto kelihatan enak sekaligus indah, dan juga menyesuaikan dengan konsep atau ide klien. Kemampuan teknis fotografi saja tidaklah cukup.

Hal hal detail juga perlu diperhatikan, seperti butiran air, es yang meleleh, lemparan sayur atau potongan buat, taburan bumbu atau bubuk gula hal hal detail ini walaupun terlihat sepele, tapi dapat mengubah rasa dari foto makanan ketika dilihat, dan dapat membuat makanan jadi terlihat lebih enak.



Khususnya masalah pemilihan warna, komposisi dan modifier cahaya yang digunakan, ketiga hal ini yang saya rasa paling penting agar sebuah foto makanan terlihat bagus. Di foto terakhir, setelah menyadari hal yang saya ceritakan diatas, saya tambahkan 2 helai bunga bayam, dengan sedikit edit hasil akhirnya seperti dibawah :)

Jadi jika ada pertanyaan dari siapapun, mengenai foto makanan yang terlihat mudah, baik dari klien maupun sesama fotografer, saya rasa inilah jawabannya, konsep dan desain, kedua hal inilah yang dibayar mahal oleh klien, kedua hal inilah yang membuat foto makanan tidak semudah kelihatannya.


Minggu, 05 Oktober 2014

Terima Kasih mama and papa Valiant

Saya kira foto baby pertama saya akan sulit, karena tidak seperti model yang menurut sama fotografer, kalau baby fotografer yang menurut :) beruntung sekali foto baby pertama saya dengan Valiant. Lucu, Gemes, dan superrr sabar... tidak menangis sekalipun selama sesi pemotretan, baby satu ini sungguh sungguh membuat segalanya lancar.

Terima Kasih, untuk mama dan papa Valiant yang sudah mengijinkan saya memfoto dan menemani Valiant selama 5 jam di studio. Terima kasih Valiant, kapan kapan kita foto lagi





Vidya Putra
[VPhotography]
Telp / Sms 081293920411
Whatsapp / Line 082211777610

Rabu, 01 Oktober 2014

9 alasan menggunakan fotografer profesional untuk wedding

Dijaman kamera digital sekarang, hampir semua orang punya kamera digital yang bagus, tua, muda, bahkan anak - anak. Dan akhirnya banyak orang yang menjadi fotografer, atau menganggap dirinya fotografer. Untuk itu saya ingin memperjelas sebenarnya apa yang membedakan fotografer profesional dengan yang bukan, apa yang sebenarnya anda dapatkan ketika membayar fotografer profesional untuk wedding.

Alasan pertama (1) - Solusi ketika terjadi masalah
Fotografer profesional telah memiliki pengalaman dan belajar banyak sebelum mulai bekerja sebagai fotografer, namun walaupun sudah memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan tentang suatu wedding, hal hal yang tidak terduga bisa saja terjadi, banyak hal yang bisa terjadi diluar kehendak bagaimanapun dipersiapkan, misalnya saja kamera tiba - tiba mati / error, flash tidak menyala atau jatuh dan rusak, memory card rusak, dan lain sebagainya.

Seorang fotografer profesional akan tahu bagaimana mengatasi masalah yang muncul dan tetap tenang, tidak panik. Selain itu seorang fotografer profesional selalu sudah siap dengan peralatan cadangan sebagai persiapan jika ada yang rusak.

Banyak cerita yang sering saya dengar mengenai hal seperti ini, dan bagaimana seorang fotografer profesional menyelesaikannya. Misalnya, seorang fotografer wedding yang hebat dari Australia pernah bercerita mengenai pengalamannya ketika jaman kamera film, ketika acara berlangsung mobilnya dicuri dan semua film hasil fotonya ada didalam, akhirnya fotografer dan pengantin dan saudara saudaranya setuju untuk mengulang beberapa point penting dalam acara untuk di foto ulang, dan dengan kemampuan sang fotografer hasilnya tetap memuaskan (dan untungnya mobil yang dicuri tertangkap, dan film hasil fotonya masih utuh).

Alasan kedua (2) - Pengetahuan mengenai fotografi
Dengan teknologi sekarang, setiap orang bisa membuat foto yang bagus, saya setuju. IPhone adalah salah satu smartphone dengan kamera yang bagus, Sony XPeria juga, tinggal download aplikasi untuk filter dan hasilnya luar biasa, atau jika menggunakan kamera digital tinggal set kamera ke AUTO dan set flash ke TTL (jika menggunakan flash off-camera) dan kamera akan dengan pintarnya membuat foto yang bagus.

Tapi yang perlu diketahui, kamera digital tidak sepintar itu, tidak lebih pintar daripada fotografer profesional. Kamera tidak bisa menentukan hal terkait seni, misalnya angel pengambilan foto, komposisi atau pose, kamera digital atau smartphone tidak tahu caranya membuat foto yang bagus, foto yang enak dilihat sedangkan seorang fotografer profesional belajar mengenai hal ini bertahun - tahun; atau ketika cahaya terlalu redup, hasil foto menjadi goyang / blur bahkan jika terlalu gelap kamera tidak bisa membaca kondisi sekitar, seorang fotografer profesional tahu solusi untuk masalah seperti ini. Masih banyak hal lainnya yang terlalu panjang untuk diceritakan :)

Alasan ketiga (3) - Mengetahui flow acara
Seorang fotografer wedding profesional pasti mengetahui mengenai prosesi acara wedding dari awal sampai akhir, karena pengalaman tersebut maka akan siap selalu untuk mengambil foto terbaik sebelum terjadi. Hal ini akan sangat membantu, agar tidak ada bagian penting yang terlewatkan.

Misalnya, saya pernah menghadiri wedding seorang teman di gereja, dan saat acara dimulai fotografernya tidak ada di posisi, tidak ada yang mengetahui dia berada dimana, untung saja saya membawa kamera, jadi salah satu saudaranya mendatangi saya dan minta tolong untuk di foto proses memasuki gereja hingga nanti fotografernya datang.

Alasan keempat (4) - Daya tahan tubuh / stamina
Menjadi fotografer wedding adalah sesuatu yang sangat melelahkan, karena harus berada dalam kondisi waspada setiap saat, melihat sekeliling jika ada hal hal yang harus di foto, bagus difoto dan hal ini dilakukan dari pagi - pagi sekali ketika makeup hingga akhir acara resepsi selesai; melelahkan. Ketika sudah lelah, biasanya tangan akan gemetar sehingga foto menjadi buram, atau tidak cekatan mengambil foto sehingga saat - saat penting bisa saja terlewatkan.

Karena alasan tersebut maka seorang fotografer wedding profesional pasti sudah terbiasa dan memiliki kemampuan untuk bekerja full dalam satu hari, dengan semangat penuh.

Alasan kelima (5) - Produk non digital
File foto memang kelihatan murah, dan gampang dibawa, tapi juga mudah rusak atau hilang. Disimpan di CD ataupun USB Flash, file foto tetap tidak terjamin akan aman. Selain itu file tersebut juga tidak tentu akan tahan lama, misalnya flash disk atau CD sejak mulai muncul sekitar tahun 2003, hingga sekarang USB sendiri sudah sampai USB 3.0, apakah nanti beberapa tahun lagi akan tetap bisa di baca jenis file yang digunakan? perangkat yang digunakan untuk menyimpan? apakah anda akan selalu menyalakan komputer untuk melihat foto? bagaimana kalau tidak ada listrik?

Fotografer wedding profesional umumnya selalu menawarkan produk non digital misalnya seperti album, print kanvas, print photo paper, print metal, dan lainnya, semua dengan tujuan agar bisa dipajang dengan indah dan bisa dilihat kapan saja, dan semuanya tahan dalam waktu yang lama hingga berpuluh puluh tahun nantinya tetap bisa dilihat, diwariskan. Inilah tujuannya sebuah foto, dan karena alasan inilah anda ingin wedding anda di foto.

Alasan keenam (6) - Menguasai peralatan yang digunakan
Fotografer profesional sudah menggunakan peralatannya dan berlatih menggunakannya berkali kali, sehingga sudah mengetahui segala hal mengenai peralatannya, baik kelemahan maupun kelebihannya. Hal ini akan sangat membantu sekali untuk mendapatkan foto bagus dengan cepat ketika wedding.

Hal - hal mendasar seperti, seberapa jauh atau dekat ia harus berdiri untuk mendapatkan hasil yang diinginkan; butuh menggunakan flash atau tidak; setting apa yang dibutuhkan, dll.

Alasan ketujuh (7) - Disiplin
Walaupun terdengar sepele, tapi hal ini penting, seorang fotografer wedding profesional pasti tahu bahwa mereka harus siap sebelum acara dimulai dan pulang setelah acara selesai, juga harus siap untuk mengambil foto berikutnya, berikutnya, berikutnya...

Seperti yang sudah saya sampaikan di cerita pada alasan ketiga, jangan sampai hal tersebut terjadi di wedding anda, fotografer tidak siap.

Alasan kedelapan (8) - Kepribadian yang baik
Hampir sama dengan alasan ketujuh, kepribadian yang baik juga mungkin terdengar sepele, tapi hal ini menurut saya juga penting, karena fotografer wedding akan berada di dekat mempelai dan keluarga selama sehari penuh, jadi sangatlah penting agar fotografer tersebut dapat berbaur, ramah dan menyenangkan sehingga semua merasa nyaman.

Alasan kesembilan (9) - Profesional bisnis
Yang terakhir adalah profesional bisnis, dengan bekerja bersama seorang fotografer profesional akan ada namanya meeting persiapan, memilih paket, memilih foto, proses pembayaran yang semua itu ada untuk mempermudah klien dan memuaskan klien. Harapannya adalah setelah selesai klien bisa tersenyum puas dan bahagia, tanpa beban.



Terkait hal ini saya juga ada cerita terkait, dari seorang sahabat yang menggunakan temannya untuk foto prewedding, namun akhirnya setelah foto temannya itu tidak memberikan hasil fotonya, dan sahabat saya juga tidak membayar temannya itu. Hal hal seperti inilah yang ingin dihindari dengan adanya proses bisnis yang profesional.

Semua itulah alasan mengapa menggunakan fotografer profesional itu penting, walaupun dijaman digital ini hampir setiap orang bisa menggunakan kamera bagus dan menghasilkan foto, tapi perlu diketahui diluar foto yang bagus masih banyak hal yang penting dipikirkan :)

Senin, 22 September 2014

Wedding Ferry Heryanto dan Nani

Akhir Agustus lalu, tanggal 31 adalah hari yang penuh kebahagiaan bagi pasangan Ferry Heryanto dan Nani. Mereka berdua mengadakan acara pernikahan di Gereja Paroki Santo Kristoforus Grogol, gereja yang besar dan indah di dekat gor Grogol - Jakarta Barat, dan resepsi diadakan di restourant Spring Hill Kemayoran (seberang PRJ).

Saya kenal dengan Ferry sebelumnya di kantor lama saya, namun karena kami bereda department waktu itu tidak banyak menghabiskan waktu bersama. Setelah saya resmi menjadi fotografer untuk wedding hari H, barulah kami beberapa kali bertemu dan nongkrong sambil membahas rencana / jadwal wedding mereka. Setelah beberapa kali pertemuan, saya langsung jatuh hati dengan pasangan ini, mereka ramah, dewasa dan santai tidak tegang, menyenangkan sekali mengobrol dan menghabiskan waktu dengan mereka.

Terima Kasih sudah mengijinkan saya untuk mendokumentasikan hari paling penting kalian berdua. Semoga kalian berdua selalu berbahagia dan sukses, tidak sabar rasanya menunggu kabar berita selanjutnya.






Bridal and Makeup : Cantik Bridal Jakarta
Venue : Spring Hill Restaurant Jakarta

Vidya Putra
[VPhotography]
Telp / Sms 081293920411
Whatsapp / Line 082211777610

Senin, 25 Agustus 2014

6 Alasan Prewedding, mengapa di Bali?

Dari Instagram dan dari teman - teman, saya menyadari bahwa banyak orang yang tertarik untuk foto Prewedding di Bali, atau sekedar jalan jalan saja. Jadi kenapa tidak membuat paket foto Prewedding di Bali, yang digabungkan dengan kemasan liburan, liburan sambil Prewedding. Akhirnya saya putuskan untuk ke Bali 2 minggu dan mempersiapkan paketnya. Tapi tulisan ini tidak akan membicarakan mengenai paket Prewedding di Bali, tapi mengenai mengapa Prewedding di Bali? sekedar berbagi dan cerita.

vphotography prewedding jakarta bali

1. Lokasi foto alami/outdoor banyak
Bali sudah dikenal luas nasional maupun internasional, salah satu alasannya karena alamnya. Bali memiliki banyak lokasi alami dan buatan (outdoor) yang indah. Mulai dari pantai pasir putih di daerah selatan Bali seperti Nusa Dua, Kuta dan Jimbaran atau pasir hitam di daerah barat seperti Tanah Lot, di barat ada Karangasem, Candi dasa atau di Utara ada Singaraja dan Grokgak. Gunung dan danau juga dapat dicapai dengan mudah, seperti gunung Agung, Batur, atau danau Bratan dan lainnya.

Di antara keindahan alam itu semua, kita dapat dengan mudah menemukan lokasi buatan yang indah, seperti persawahan di Tabanan, Mengwi atau candi candi dan pura, ada juga air terjun di Gitgit dan masih banyak lagi. Bukan berarti di daerah lain di Indonesia tidak ada yang bagus, tapi di Bali sangat mudah untuk menemukan lokasi yang indah dan hampir semua mudah dicapai.

2. Lokasi studio/indoor mudah di dapat
Yang satu ini mungkin menimbulkan pertanyaan, "sudah jauh jauh ke Bali, untuk apa foto di studio?" :) siapa tahu anda tiba - tiba merasa perlu variasi dalam foto anda, yang sebagian besar sudah outdoor dan ingin ada yang indoor, di Bali mudah sekali mendapatkan studio foto.

Bali adalah surganya fotografer, banyak sekali fotografer baik nasional dan internasional yang datang ke Bali. Mereka datang untuk tinggal, berlibur atau bekerja (bersama klien). Beberapa diantara yang menetap, atau orang Bali sendiri membuka studio foto, inilah salah satu alasan di Bali mudah mendapatkan studio untuk foto indoor.

3. Sambil wisata
Seperti kata pepatah, "sambil menyelam, minum air" sambil foto prewedding di Bali, bisa sekalian liburan. Jangan datang ke Bali hanya untuk foto, sayang sekali apalagi jika anda berasal dari tempat yang jauh dari Bali, alangkah baiknya jika dapat foto prewedding sekalian jalan - jalan dengan 1x biaya tiket.

4. Penduduk yang ramah dan suasana yang nyaman
Belajar dari pengalaman, biasanya orang - orang di sekitar akan mempengaruhi suasana selama kita foto, paling tidak suasana hati. Jangan menganggap remeh hal yang satu ini, karena jika suasana hati sudah tidak enak, akan sulit sekali untuk bisa tersenyum dan berbahagia. Bagi fotografer, mungkin tetap bisa tersenyum dan santai, lagipula fotografer tidak perlu tersenyum dan bergaya di depan kamera, bagi model atau pasangan foto prewedding biasanya akan sulit dan bisa jadi hasil fotonya tidak bagus.

Bali sendiri sudah dikenal dengan penduduknya yang ramah dan suasananya yang nyaman, paling tidak sebagian besar :) mungkin tidak 100% bisa dibayangkan, bagun pagi di hotel, udara segar, disapa ramah oleh orang orang yang kita temui, jika suasana hati sudah tenang dan bahagia kemudian pergi untuk foto prewedd tentu akan lancar dan menyenangkan. Mungkin yang satu ini kedengaran basa basi saja, tapi percayalah yang ini akan mempengaruhi proses selama foto.

5. Inspirasi dimana mana
Yang satu ini mungkin tidak banyak mempengaruhi model / pasangan foto prewedd, lebih banyak mempengaruhi fotografer tapi secara tidak langsung juga akan memberi dampak. Seperti yang sudah dibahas di nomor 1 diatas, dengan banyaknya lokasi foto dengan pemandangan yang berbeda beda akan memberikan inspirasi yang besar buat fotografer, atau orang seni lainnya (karena itu kita dapat dengan mudah bertemu dengan seniman di Bali) dengan inspirasi yang lebih, hasil foto juga akan lebih kreatif dan bervariasi, jadi kemungkinan besar foto anda tidak akan kelihatan sama dengan yang lainnya walaupun sama sama difoto di Bali, unik!

6. Cahaya yang bagus, langit yang cerah
Mungkin tidak hanya untuk Bali, daerah lain tentunya ada juga yang memiliki langit yang bersih dengan sinar matahari yang bagus. Tapi sebagai fotografer, dengan adanya semua hal yang disebutkan diatas dari nomor 1 sampai 5, kemudian ditambah dengan langit yang cerah dan cahaya yang bagus... ohhh, indah sekali :)

Selain Bali, saya juga sering foto di Jakarta, yang membuat saya terkadang tidak bersemangat adalah polusi udara di langit Jakarta. Jarang sekali saya bisa melihat cahaya matahari kuat dan terang menyinari, hanya sesekali saja ketika musim hujan, jika hujan deras dan berhenti sore hari kita akan dapat melihat cahaya matahari yang indah kekuningan menyinari dan memantul di kaca kaca gedung daerah Sudirman. Indah sekali...

vphotography prewedding jakarta bali


Jadi itulah 6 alasan untuk foto prewedding di Bali, versi saya :)
Semoga bermanfaat...

Jumat, 11 Juli 2014

Sangjit / Seserahan, apa itu?

Dapet booking-an untuk foto acara Sangjit, di jakarta pada agustus 2014 nanti, dan jujur saya sering dengar Sangjit tapi belum pernah tahu apa itu :) yang saya tahu hanyalah Sangjit merupakan salah satu acara terkait dengan pernikahan dalam budaya Tionghoa, selain itu blank... Jadi sebagai persiapan tentunya saya mulai mencari informasi apa Sangjit itu, dari internet, dari kenalan, dan lain - lain.

Sangjit memang merupakan salah satu acara / kegiatan yang dilakukan dalam budaya Tionghoa, Sangjit sendiri sering diterjemahkan sebagai "Seserahan" yang merupakan kelanjutan dari proses "Lamaran". Garis besarnya dalam acara Sangjit ini adalah -- keluarga pihak pria, mengantarkan seserahan kepada pihak keluarga wanita.

Proses dan detail Sangjit sendiri sudah berubah menjadi lebih sederhana dibandingkan budaya aslinya, baik dari waktu mengadakan dan isi dari seserahan itu sendiri. Misalnya, jaman sekarang Sangjit sering diadakan dengan waktu yang berdekatan dengan hari pernikahan, terkadang H-1 hari pernikahaan dan ada juga yang mengadakan pada hari H pernikahan (siang hari atau pagi harinya).

Untuk seserahannya sendiri, total keseluruhan ada 12 nampan / jumlah genap. Dengan isi kira kira sebagai berikut :
1. Perhiasan dan alat kecantikan (1set)
2. Pakaian mempelai wanita / kain bahan (1set)
3. Angpao yang terdiri dari (Uang susu dan uang pesta/sangjit)
4. Buah Apel (dengan jumlah berkelipatan 8)
5. Buah Jeruk (dengan jumlah berkelipatan 8)
6. Buah Pear (dengan jumlah berkelipatan 8)
7. Lilin merah besar (2 pasang dengan gambar naga dan burung phonix/hong)
8. Kaki babi (1 pasang), jaman sekarang sering digunakan makanan daging kaleng sebanyak kelipatan 8
9. Kalengan kacang polong sebanyak kelipatan 8
10.Kue mangkok merah (8 buah)
11. Arak, atau jaman sekarang sering juga digunakan wine / champagne (1 botol)
12. Arak, atau jaman sekarang sering juga digunakan wine / champagne (1 botol)

ada beberapa hal juga yang harus diingat dalam proses Sangjit ini, yaitu :
- Jika seserahan diterima semua oleh pihak pengantin wanita maka berarti, pihak keluarga wanita memutus hubungan dengan pengantin wanita dan menyerahkan seluruhnya pada pihak keluarga pria. Biasanya pihak keluarga wanita akan mengembalikan sebagian.
- Dalam budaya Tionghoa angka 8 merupakan angka keberuntungan, karena itu semua isi dari seserahan berjumlah kelipatan 8.
- Lilin merah dengan gambar naga dan burung hong berarti menghalau unsur negatif.
- Kue mangkok merah sebagai lambang dari keberuntungan.
- Jika pihak keluarga wanita memutuskan untuk mengembalikan sebagian seserahan (seperti yang dijelaskan di bagian 1) maka -- Angpao uang pesta dan kue mangkok merah diambil sebagian oleh pihak keluarga wanita dan dikembalikan sisanya. Saat mengembalikan, pihak keluarga wanita juga menambahkan 1set pakaian pria serta permen, kue dan coklat atau manisan. Selain itu pihak keluarga wanita juga akan memberikan angpao pada orang - orang yang telah membantu mengantarkan seserahan. Ada pula pada beberapa acara, pengantin wanita memberikan pakaian kepada orang tua pengantin pria.
- Yang terakhir, jika pengantin wanita melangkahi kakaknya dan menikah lebih dulu maka seserahan juga akan berisi 1 set pakaian untuk sang kakak.

Kira - kira demikian secara garis besar yang bisa saya tangkap mengenai Sangjit. Tapi perlu diketahui kalau yang namanya budaya, apalagi budaya lama seperti ini biasanya pasti akan ada perbedaan antara yang di sumatra, sulawesi, jakarta dan lain - lain.

Setelah mempelajari ini, saya sudah siap untuk foto acara. Tinggal membahas dengan pasangan pengantin dan keluarga mengenai detail acara seperti apa.Yang pasti saya sudah membayangkan akan banyak foto motif - motif detail, ornamen, moment - moment penting dan foto keluarga. Sepertinya yang saya butuhkan tetap seperti biasa lensa 50mm f1.8 + 35mm f1.8 + Macro (untuk foto detail / ornamen). Sippp...

Nanti saya share lagi pengalaman saya setelah hari H Sangjit di 30 Agustus :)

Sabtu, 05 Juli 2014

Antara fulltime fotografer dan kantoran

Akhirnya setelah bekerja selama hampir 4 tahun, sekarang adalah bulan terakhir saya sebagai pekerja kantoran. Selanjutnya akan menjadi fulltime fotografer, menjadi pemimpin diri sendiri.




Saya masih ingat dulu, ketika persiapan, yang saya rasakan hanya semangat dan rasa senang -- semakin mendekati hari terakhir mulai muncul rasa takut. Takut untuk memulai baru, takut untuk melepaskan pegangan dan rasa aman bekerja di perusahaan besar.Ada yang mengalami hal yang sama?

Secara teori, saya sering dengar mengenai rasa takut ini sebagai penghalang terbesar bagi seseorang untuk memulai usaha sendiri. Tapi tetap saja, walaupun tahu, tetap saja perut terasa mules dan jantung deg deg-an setiap kali teringat bahwa bulan ini terakhir. Persiapan saya sudah cukup? Modal saya sudah cukup? Bagaimana kalau nanti gagal? Bagaimana kalau... begini, begitu? Banyak sekali rasa takut yang muncul. Tapi ya sudahlah, tidak ada gunanya mengikuti rasa takut, masa depan masih belum pasti, apa yang saya lakukan sekarang yang akan menentukan masa depan. Bukankah begitu :)

Beruntung sekali, bulan depan sudah mendapat 3 calon klient, 2 untuk foto baby dan 1 untuk prewedding outdoor. Memikirkan ketiga calon klien ini menjadi pendorong dan motivasi untuk berani. Mempersiapkan konsep, mempersiapkan kebutuhan, sesi foto dan akhirnya pembayaran, membayangkan apa yang saya kerjakan membuat saya tersenyum, inilah yang saya inginkan... fotografi...Tapi bukan berarti saya bisa bersantai, malahan saya harus bekerja lebih keras dan menghabiskan lebih banyak waktu dibandingkan ketika saya bekerja kantoran.

Tapi begitulah adanya, saya memang tidak cocok bekerja kantoran dan saya memilih untuk bekerja keras di fotografi... memikirkannya saja sudah membuat saya tersenyum.Ahhh bahkan nanti sabtu dan minggupun harus bekerja, karena klien biasa lowong di hari itu.

Mengutip diri sendiri kala bergosip
"langkah pertama selalu yang paling sulit, langkah selanjutnya tinggal mengikuti saja"

Selasa, 03 Juni 2014

Bagaimana Menentukan "gaya foto"

Waktu sedang browsing - browsing sambil menonton CreativeLive workshop di internet, tidak sengaja saya menemukan bacaan menarik di Phlern.com dengan judul yang sama seperti artikel ini "How to Define Your Style". Artikel tersebut ditulis oleh Ryan Cooper, seorang photographer dari Vancouver - America.


Sebagai seorang fotografer pada suatu saat pasti akan mendengar kata "gaya foto" karena penting jika ingin sukses di dunia fotografi, karena gaya foto kita akan membedakan kita dengan fotografer lainnya. Di tulisannya Ryan mendefinisikan "gaya" (STYLE) sebagai rasa yang muncul secara konsisten pada hasil karya yang diciptakan oleh seorang seniman. Di bawah sadar "gaya" bisa muncul pada penampilan, subjek atau emosi. Dengan adanya "gaya" maka seorang seniman dapat menciptakan rasa kesatuan pada hasil karyanya, bisa dalam cahaya tertentu hingga cara edit akhir di software seperti photoshop.

Jadi ada 3 langkah bagaimana kita dapat berlatih dan menajamkan "gaya foto" kita, yaitu :
1. Tulis di kertas 5 kata yang dapat mewakili hal yang kita cintai dari foto kita. Terjemahkan hal ini dengan bebas, kita dapat menuliskan emosi, perasaan, warna, kata benda, dll yang muncul di kepala kita yang dapat mewakili apa yang kita cintai tentang fotografi.
2. Kemudian buat daftar baru, yang berisi hanya 3 kata yang memancarkan apa yang kita tidak inginkan pada foto kita. Tapi ketiga hal ini haruslah hal yang POSITIF. Anggaplah sebagai 3 pujian yang kita tidak inginkan.
3. Bawalah terus kertas ini atau letakkan di tempat yang sering kita lihat. Kemudian setiap kali kita akan memfoto, ingatlah selalu hal ini, khususnya 3 hal yang kita tidak inginkan pada foto kita.

Dengan melatih hal ini, perlahan - lahan foto - foto kita akan memiliki rasa yang sama, dan semakin menggambarkan apa yang kita suka, menggambarkan "gaya foto" kita. Khususnya bagi fotografer pemula, saya rasa hal ini sangat bagus untuk dilatih, karena biasanya dari pengalaman saya seorang fotografer pemula akan memiliki gaya foto yang mirip dengan mentornya, dengan gurunya, pada awalnya hal ini tidak menjadi masalah, tapi jika tidak menemukan gaya foto-nya sendiri maka seorang fotografer tidak bisa menonjol dan mandiri.

Minggu, 18 Mei 2014

#fotojumat di Instagram

Apa itu #fotojumat?

Sederhananya, ini project baru saya untuk berbagi 1 foto setiap hari jumat di Instagram. Tujuannya juga sangat sederhana, pertama agar timeline Instagram saya, atau Twitter dan Facebook saya tidak membosankan, tidak hanya berisi basa - basi, foto - foto selfie tidak jelas, tapi juga berisi hal - hal yang indah, dan membuat orang yang melihat timeline saya senang. Alasan yang kedua adalah untuk mendorong saya agar terus berlatih, setiap hari, karena harus di akui sebagai seorang pekerja kreatif, kita wajib untuk terus mengasah kemampuan kita, jika kita berhenti berlatih dan merasa puas maka ketika itu juga kemampuan kita tidak berkembang dan suatu ketika jangan kaget kalau kita mulai ditinggalkan.

Hal ini saya terinspirasi dari salah satu episode di Chase Jarvis Live, youtube, dengan bintang tamu Austin Kleon. Ketika itu Austin Kleon mengatakan bahwa sebagai seorang seniman/pekerja kreatif, tugas kita bukanlah untuk duduk diam mengunggu inspirasi datang, tapi untuk terus bekerja dan berlatih setiap hari. Untuk memastikan jika kita mencentang kalender setiap kali kita menghasilkan sesuatu, maka tugas kita agar setiap hari di kalender itu tercentang. Dengan itu kita akan improve dan menjadi semakin baik dalam hal yang kita kerjakan, berlatih setiap hari.

Detailnya saya tidak akan tulis disini, saya akan tulis khusus, karena isinya sangat panjang lebar dan bermanfaat. Tapi berikut dibawah saya posting 1 foto yang saya hasilkan kemarin dan hari ini, sebagai tanda dimulainya project ini, sampai nanti jumat depan :)

Jumat, 25 April 2014

ISO, Shutter dan Aperture sebagai alat kreatifitas

Hal yang paling mendasar di dalam fotografi adalah ISO, Shutter Speed dan Aperture karena ketiga hal ini akan menentukah hasil terang dan gelap foto. Walaupun jaman sekarang dengan adanya kamera digital dan program olah gambar, kita dapat mengubah hasil setelah gambar/foto di ambil, tapi ketiga hal ini tetap penting (paling tidak menurut saya).

ISO : menentukan seberapa sensitif sensor terhadap cahaya, atau ASA dalam kamera analog yang menentukan seberapa sensitif film terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO, maka noise akan semakin kuat atau nampak, dan warna juga akan sedikit terganggu.
SHUTTER SPEED : menentukan seberapa cepat bukaan shutter, tentu menentukan seberapa lama gambar direkam. Semakin cepat gambar yang di rekam akan semakin singkat, dan sebaliknya.
APERTURE : menentukan seberapa besar bukaan lubang, mempengaruhi seberapa banyak cahaya yang masuk. Semakin kecil angka aperture berarti bukaan semakin besar, dan sebaliknya semakin besar angka aperture maka bukaan semakin kecil. Jika bukaan semakin besar maka DOF akan semakin sempit (apa itu DOF).

Ketika mempelajari tentang ketiga hal tersebut memamg terasa sangat teknis, banyak angka dan hitungan. Berapa isonya, apakah 200, 400, 800, berapa shutter speednya apakah 60, 125, 250, kemudian bagaimana denga apeturenya 2, 4, 6, 8, 11, 16? Semua itu harus dipikirkan hanya untuk mendapatkan kualitas cahaya yang pas. Teknis sekali...

Di tulisan ini saya tidak akan menjelaskan mengenai ISO, Shutter Speed atau Aperture karena sudah banyak tulisan seperti itu di internet :) saya hanya ingin menyampaikan pemikiran/basa basi, berbagi pengalaman saya. Semakin lama kita belajar dan berpraktek fotografi, semakin kita menguasai ketiga hal mendasar ini, perlahan lahan hal yang sebelumnya dirasa teknis akan menjadi sesuatu yang alami dan kemudian muncullah kreatifitas didalamnya.

Yang saya maksud dengan kreatifitas adalah, jika sebelumnya kita menggunakan ISO, Shutter Speed dan Aperture untuk mendapatkan kualitas cahaya yang pas; sekarang kita mulai menggunakannya untuk kreatifitas. Mendapatkan noise yang sesuai kreatifitas kita, menambahkan gerak dinamis dalam foto atau mendapatkan DOF yang tepat sesuai imajinasi. Kemudian foto kita tidak lagi harus kaku dengan cahaya yang tepat, tapi bisa jadi blur, tajam segala bidang, atau tajam hanya pada area yang sempit, foto dengan cahaya yang gelap, terang atau terang sekali. Mungkin juga kita ingin foto kita hanya menangkap moment yang sangat singkat, dll.

Jangan terpaku pada pemikiran bahwa foto portrait dengan "bokeh" adalah yang bagus, atau misalnya menggunakan lensa tele akan memberikan hasil portrait yang terbaik, atau foto yang bagus adalah ketika wajah modelnya kelihatan mulus bersih, dan hal - hal sejenisnya. Karena ketika berbicara kretifitas, maka semua itu menjadi relatif, tergantung selera masing - masing orang. Jangan sampai kretifitas kita terkekang hanya karena orang lain mengatakan A,B dan C :)

Ketika sudah mencapai tahap ini, ketika itulah fotografi akan terasa menyenangkan dan menarik sekali, bikin kecanduan :) menurut saya...

Berikut beberapa contoh foto yang menurut saya bisa menjadi contoh dan sumber inspirasi. Semoga tulisan basa basi ini bermanfaat, khususnya untuk yang baru belajar fotografi.

Minggu, 06 April 2014

Tips Wedding : Fokus pada 5 hal penting

Minggu lalu ketika sedang membaca - baca majalah digital wedding dan fotografi di tablet, saya menemukan artikel yang bagus sekali mengenai persiapan wedding. Memang bukan di tulis oleh orang Indonesia, tapi menurut saya isinya cocok untuk semua wedding.

Majalahnya bernama RUCHE di edisi Wedding Bliss "A Collection of Experts Tips & Projects" (saya membaca dengan aplikasi ISSUU, pada tulisan berjudul "Tips for the Bride" by Elsie disana ditulis, untuk mengurangi stress ketika mempersiapkan wedding ada beberapa hal yang dapat membantu, dan salah satu dari tips tersebut yang paling saya ingat adalah untuk memilih hanya 5 hal yang benar - benar kita impikan dan fokus pada hal tersebut, bahkan jika harus membayar mahal tidak menjadi masalah, sedangkan sisanya diluar 5 hal tersebut kita bisa bayar vendor standard saja.

Membaca artikel ini, saya langsung tertarik, karena saya setuju sekali, kalau kita fokus pada segala hal yang ada dan berharap semuanya sempurna maka akan membebani pikiran (khususnya pengantin wanita, yang biasanya memiliki impian wedding).

Setelah membaca artikel ini, saya langsung menunjukkan ke calon saya :) dan membahas, apa 5 hal yang menjadi impian dia dan apa 5 hal yang saya inginkan, lalu kami fokus pada masing - masing.



Untuk sekarang, dalam list 5 hal tersebut yang saya dapat adalah 1. Photo (tentu, sebagai fotografer :); 2. Cake (saya ingin kue yang simple, full cake dan dengan buah didalamnya); 3. Menu makan... tinggal memikirkan 2 hal lagi yang kira-kira ingin saya masukkan kedalam list.

Jadi bagaimana menurut kalian, setuju? apa saja 5 hal dalam list kalian?

Minggu, 09 Maret 2014

Cahaya dan Bayangan

Light and ShadowSelama belajar fotografi saya sering mendengar/menonton workshop fotografi di internet, salah satu yang paling saya ingat adalah workshop dari fotografer wedding kelas dunia bernama Scott Robert Lim.

Scott adalah fotografer yang selalu menggunakan flash/cahaya buatan, dan ahli menggunakannya. Didalam salah satu workshopnya di Creativelive ia mengatakan (kira-kira sbb) bahwa -> biasanya fotografer fokus pada cahaya, berusaha menguasainya, tapi jangan lupa pada bayangan karena bayangan juga bermanfaat. Bayangan dapat melangsingkan, memberi bentuk.

Pada awalnya saya hanya pada tahap mengerti maksudnya, namun belum benar - benar pencerahan. Hingga pada waktu saya uji coba cahaya/flash dan mendapatkan hasil foto yang disamping (adik sbg model :). Hanya karena ada bayangan di bagian tertentu, lengan adik saya terlihat berotot. Sejak itu, setiap mempersiapkan foto, saya tidak hanya memikirkan mengenai cahaya, tapi memikirkan seperti apa bayangan yang saya inginkan, apakah bayangan kuat, lembut, dan di bagian mana.

Sekarang saya menggunakan bayangan untuk memperlangsing, misalnya ketika mempersiapkan foto pengantin wanita, agar pinggang terlihat lebih langsing, saya bisa mengatur bagaimana agar sebagian pinggang muncul bayangan dan sebagian lagi terang, atau misalnya di bagian leher, dll.

Ini salah satu pengalaman/pembelajaran penting selama perjalanan fotografi saya :)

Sabtu, 01 Maret 2014

Selamat buat Hinto dan Leny

Setelah mempersiapkan foto prewedding sejak akhir 2013 lalu dan melakukan 3x photo sesi, akhirnya bulan Maret 2014 ini adalah hari H, hari berbahagia yang ditunggu - tunggu. Selamat buat Hinto Susanto dan Leny Waty, semoga kalian berdua happy selalu dan sukses selalu...

Foto di Kota tua sudah, foto di Anyer sudah, foto studio indoor sudah, album sudah tercetak, photo slideshow juga sudah. Jadi sudah siap untuk hari H :)

HL Album
Hinto_Leny Studio3
Hinto_Leny Studio4
Hinto_Leny Studio1
Hinto_Leny Studio4

Hinto + Leny from vidya putra on Vimeo.